Sosiologi berasal dari bahasa
Latin yaitu Socius yang
berarti kawan, teman
sedangkan Logosberarti
ilmu pengetahuan Nilai sosial
Nilai sosial adalah sebuah
konsep abstrak dalam diri
manusia mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk, indah atau
tidak indah, dan benar atau
salah.
Pengertian
Nilai sosial adalah nilai yang
dianut oleh suatu
masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk oleh
masyarakat. Sebagai contoh,
orang menanggap menolong
memiliki nilai baik,
sedangkan mencuri bernilai
buruk. Woods mendefinisikan
nilai sosial sebagai petunjuk
umum yang telah
berlangsung lama, yang
mengarahkan tingkah laku
dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu
itu dikatakan baik atau
buruk, pantas atau tidak
pantas harus melalui proses
menimbang. Hal ini tentu
sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan yang dianut
masyarakat. Tak heran
apabila antara masyarakat
yang satu dan masyarakat
yang lain terdapat
perbedaan tata nilai. Contoh,
masyarakat yang tinggal di
perkotaan lebih menyukai
persaingan karena dalam
persaingan akan muncul
pembaharuan-pembaharuan.
Sementara pada masyarakat
tradisional lebih cenderung
menghindari persaingan
karena dalam persaingan
akan mengganggu
keharmonisan dan tradisi
yang turun-temurun. Ciri nilai sosial di antaranya
sebagai berikut.
Merupakan konstruksi
masyarakat sebagai hasil
interaksi antarwarga
masyarakat.
Disebarkan di antara
warga masyarakat (bukan
bawaan lahir).
Terbentuk melalui
sosialisasi (proses belajar)
Merupakan bagian dari
usaha pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan
sosialmanusia.
Bervariasi antara
kebudayaan yang satu
dengan kebudayaan yang
lain.
Dapat memengaruhi
pengembangan diri sosial
Memiliki pengaruh yang
berbeda antarwarga
masyarakat.
Cenderung berkaitan satu
sama lain. Klasifikasi
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai
sosial dapat dibagi menjadi
dua macam, yaitu nilai
dominan dan nilai mendarah
daging (internalized value).
Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai
yang dianggap lebih penting
daripada nilai lainnya. Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang yang juga
biasa dikenal dengan nama
penyimpangan sosial adalah
perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai kesusilaan atau
kepatutan, baik dalam sudut
pandang kemanusiaan ( agama)
secara individu maupun
pembenarannya sebagai bagian
daripada makhluk sosial.
Definisi Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia perilaku
menyimpang diartikan sebagai
tingkah laku, perbuatan, atau
tanggapan seseorang terhadap
lingkungan yang bertentangan
dengan norma-norma dan
hukum yang ada di dalam
masyarakat.[1]
Dalam kehidupan masyarakat,
semua tindakan manusia
dibatasi oleh aturan (norma)
untuk berbuat dan berperilaku
sesuai dengan sesuatu yang
dianggap baik oleh masyarakat.
Namun demikian di tengah
kehidupan masyarakat kadang-
kadang masih kita jumpai
tindakan-tindakan yang tidak
sesuai dengan aturan (norma)
yang berlaku pada masyarakat,
misalnya seorang siswa
menyontek pada saat ulangan,
berbohong, mencuri, dan
mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap norma-
norma atau nilai-nilai masyarakat
disebut deviasi (deviation),
sedangkan pelaku atau individu
yang melakukan penyimpangan
disebut devian (deviant).
Kebalikan dari perilaku
menyimpang adalah perilaku
yang tidak menyimpang yang
sering disebut dengan
konformitas. Konformitas adalah
bentuk interaksi sosial yang di
dalamnya seseorang berperilaku
sesuai dengan harapan
kelompok.
Penyebab Terjadi
Menurut Wilnes dalam bukunya
Punishment and Reformation
sebab-sebab penyimpangan/
kejahatan dibagi menjadi dua,
yaitu sebagai berikut :
1. Faktor subjektif adalah
faktor yang berasal dari
seseorang itu sendiri (sifat
pembawaan yang dibawa
sejak lahir).
2. Faktor objektif adalah
faktor yang berasal dari luar
( lingkungan). Misalnya
keadaan rumah tangga,
seperti hubungan antara
orang tua dan anak yang
tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut
diuraikan beberapa penyebab
terjadinya penyimpangan
seorang individu (faktor objektif)
, yaitu
1. Ketidaksanggupan
menyerap norma-norma
kebudayaan. Seseorang
yang tidak sanggup
menyerap norma-norma
kebudayaan ke dalam
kepribadiannya, ia tidak
dapat membedakan hal
yang pantas dan tidak
pantas. Keadaan itu terjadi
akibat dari proses
sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya karena
seseorang tumbuh dalam
keluarga yang retak
(broken home). Apabila
kedua orang tuanya tidak
bisa mendidik anaknya
dengan sempurna maka
anak itu tidak akan
mengetahui hak dan
kewajibannya sebagai
anggota keluarga.
2. Proses belajar yang
menyimpang. Seseorang
yang melakukan tindakan
menyimpang karena
seringnya membaca atau
melihat tayangan tentang
perilaku menyimpang. Hal
itu merupakan bentuk
perilaku menyimpang yang
disebabkan karena proses
belajar yang menyimpang.
karier penjahat kelas kakap
yang diawali dari kejahatan
kecil-kecilan yang terus
meningkat dan makin
berani/nekad merupakan
bentuk proses belajar
menyimpang.
3. Ketegangan antara
kebudayaan dan struktur
sosial. Terjadinya
ketegangan antara
kebudayaan dan struktur
sosial dapat mengakibatkan
perilaku yang menyimpang.
Hal itu terjadi jika dalam
upaya mencapai suatu
tujuan seseorang tidak
memperoleh peluang,
sehingga ia mengupayakan
peluang itu sendiri, maka
terjadilah perilaku
menyimpang.
4. Ikatan sosial yang
berlainan. Setiap orang
umumnya berhubungan
dengan beberapa
kelompok. Jika pergaulan
itu mempunyai pola-pola
perilaku yang menyimpang,
maka kemungkinan ia juga
akan mencontoh pola-pola
perilaku menyimpang.
5. Akibat proses sosialisasi
nilai-nilai sub-kebudayaan
yang menyimpang.
Seringnya media massa
menampilkan berita atau
tayangan tentang tindak
kejahatan (perilaku
menyimpang)Hal inilah yang
dikatakan sebagai proses
belajar dari sub-
kebudayaan yang
menyimpang,
Bentuk
Bentuk-bentuk perilaku
menyimpang dapat dibedakan
menjadi dua, sebagai berikut.
Bentuk penyimpangan
berdasarkan sifatnya
dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
1. Penyimpangan bersifat
positif. Penyimpangan
bersifat positif adalah
penyimpangan yang
mempunyai dampak positif
ter-hadap sistem sosial
karena mengandung unsur-
unsur inovatif, kreatif, dan
memperkaya wawasan
seseorang. Penyimpangan
seperti ini biasanya
diterima masyarakat karena
sesuai perkembangan
zaman. Misalnya emansipasi
wanita dalam kehidupan
masyarakat yang
memunculkan wanita
karier.
2. Penyimpangan bersifat
negatif . Penyimpangan
bersifat negatif adalah
penyimpangan yang
bertindak ke arah nilai-nilai
sosial yang dianggap
rendah dan selalu
mengakibatkan hal yang
buruk.
Bentuk penyimpangan yang
bersifat negatif antara lain
sebagai berikut:
1. 1. Penyimpangan primer
(primary deviation).
Penyimpangan primer
adalah penyimpangan
yang dilakukan
seseorang yang
hanya bersifat
temporer dan tidak
berulang-ulang.
2. Penyimpangan
sekunder (secondary
deviation).
Penyimpangan
sekunder adalah
perilaku menyimpang
yang nyata dan
seringkali terjadi,
sehingga berakibat
cukup parah serta
menganggu orang
lain. Misalnya orang
yang terbiasa minum-
minuman keras dan
selalu pulang dalam
keadaan mabuk,
Bentuk penyimpangan
berdasarkan pelakunya, dapat
dibedakan menjadi dua
macam, yaitu sebagai berikut :
1. Penyimpangan individual
(individual deviation)
Penyimpangan individual adalah
tindakan yang dilakukan oleh
seseorang yang menyimpang
dari norma-norma suatu
kebudayaan yang telah mapan.
Misalnya, seseorang bertindak
sendiri tanpa rencana
melaksanakan suatu kejahatan,
Penyimpangan individu
berdasarkan kadar
penyimpangannya dibagi
menjadi lima, yaitu sebagai
berikut.
1. 1. Pembandel
2. Pembangkang
3. Pelanggar
4. Perusuh atau
penjahat
5. Munafik Pengertian Kenakalan
Remaja
Kenakalan remaja (juvenile
delinquency) adalah suatu
perbuatan yang melanggar
norma, aturan atau hukum
dalam masyarakat yang
dilakukan pada usia remaja
atau transisi masa anak-
anak dan dewasa.
Sedangkan Pengertian
kenakalan remaja Menurut
Paul Moedikdo,SH adalah :
1. Semua perbuatan yang
dari orang dewasa
merupakan suatu kejahatan
bagi anak-anak merupakan
kenakalan jadi semua yang
dilarang oleh hukum pidana,
seperti mencuri, menganiaya
dan sebagainya.
2. Semua perbuatan
penyelewengan dari norma
kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran
dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang
menunjukkan kebutuhan
perlindungan bagi sosial.
Faktor-faktor penyebab
kenakalan remaja.
- reaksi frustasi diri
- gangguan berpikir dan
intelegensia pada diri remaja
- kurangnya kasih sayang
orang tua / keluarga
- kurangnya pengawasan
dari orang tua
- dampak negatif dari
perkembangan teknologi
modern
- dasar-dasar agama yang
kurang.
- tidak adanya media
penyalur bakat/hobi
- masalah yang dipendam
- keluarga broken home
- pengaruh kawan
sepermainan
-dll
Contoh / Jenis-jenis
Kenakalan remaja:
- membolos sekolah
- kebut-kebutan di jalanan
- Penyalahgunaan narkotika
- perilaku seksual pranikah
- perkelahian antar pelajar
-dll
Tips untuk mencegah dan
mengatasi kenakalan remaja
.
- Orang tua harus selalu
memberikan dan
menunjukkan perhatian dan
kasih sayangnya kepada
anaknya. Jadilah tempat
curhat yang nyaman
sehingga masalah anak-
anaknya segera dapat
terselesaikan.
- Perlunya ditanamkan dasar
agama yang kuat pada anak-
anak sejak dini.
- Pengawasan orang tua
yang intensif terhadap anak.
Termasuk di sini media
komunikasi seperti televisi,
radio, akses internet,
handphone, dll.
- Perlunya materi pelajaran
bimbingan konseling di
sekolah.
- Sebagai orang tua sebisa
mungkin dukunglah hobi/
bakat anak-anaknya yang
bernilai positif. Jika ada
dana, jangan ragu-ragu
untuk memfasilitasi hobi
mereka, agar anak remaja
kita dapat terhindar dari
kegiatan-kegiatan negatif.
-dll Kelompok sosial
Kelompok sosial adalah
kumpulan orang yang
memiliki kesadaran bersama
akan keanggotaan dan saling
berinteraksi. Kelompok
diciptakan olehanggota
masyarakat. Kelompok juga
dapat memengaruhi perilaku
para anggotanya.
Ciri
Suatu kelompok dapat
dinamakan kelompok sosial,
apabila memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:[1]
1. Memiliki motif yang
sama antara individu
satu dengan yang lain.
[1] (menyebabkan
interkasi/kerjasama
untuk mencapai
tujuan yang sama)[1]
2. Terdapat akibat-
akibat interaksi yang
berlainan antara
individu satu dengan
yang lain[1] (akibat
yang ditimbulkan
tergantung rasa dan
kecakapan individu
yang terlibat)[1]
3. Adanya penugasan
dan pembentukan
struktur atau
organisasi kelompok
yang jelas dan terdiri
dari peranan serta
kedudukan masing-
masing.[1]
4. Adanya peneguhan
norma pedoman
tingkah laku anggota
kelompok yang
mengaturinteraksi
dalam kegiatan
anggota kelompok
untuk mencapai
tujuan bersama.[1] Dinamika kelompok
Dinamika kelompok adalah
suatu kelompok yang terdiri
dari dua atau lebih individu
yang memiliki hubungan
psikologis secara jelas
antara anggota satu dengan
yang lain dan berlangsung
dalam situasi yang dialami II. PENGERTIAN MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
1. Furnivall
Masyarakat multikultural
adalah suatu masyarakat
yang terdiri dari dua atau
lebih elemen yang hidup
sendiri-sendiri tanpa ada
pembauran satu sama lain di
dalam suatu satu kesatuan
politik.
2. Clifford Gertz
Masyarakat multikultural
adalah merupakan
masyarakat yang terbagi
dalam sub-sub sistem yang
kurang lebih berdiri sendiri
dan masing-masing sub
sistem terkait oleh ikatan-
ikatan primordial.
3. Nasikun
Masyarakat multikultural
adalah suatu masyarakat
bersifat majemuk sejauh
masyarakat tersebut secara
setruktur memiliki sub-
subkebudayaan yang
bersifat deverseyang
ditandai oleh kurang
berkembangnya sistem nilai
yang disepakati oleh seluruh
anggota masyarakat dan
juga sistem nilai dari satu-
kesatuan sosial, serta
seringnya muncul konflik-
konflik sosial. III. CIRI-CIRI MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
1. Terjadi segmentasi, yaitu
masyarakat yang terbentuk
oleh bermacam-macam
suku,ras,dll tapi masih
memiliki pemisah. Yang
biasanya pemisah itu adalah
suatu konsep yang di sebut
primordial. Contohnya, di
Jakarta terdiri dari berbagai
suku dan ras, baik itu suku
dan ras dari daerah dalam
negri maupun luar negri,
dalam kenyataannya mereka
memiliki segmen berupa
ikatan primordial
kedaerahaannya.
2. Memilki struktur dalam
lembaga yang non
komplementer, maksudnya
adalah dalam masyarakat
majemuk suatu lembaga
akam mengalami kesulitan
dalam menjalankan atau
mengatur masyarakatnya
alias karena kurang
lengkapnya persatuan tyang
terpisah oleh segmen-
segmen tertentu.
3. Konsesnsus rendah,
maksudnya adalah dalam
kelembagaan pastinya perlu
adany asuatu kebijakan dan
keputusan. Keputusan
berdasarkan kesepakatan
bersama itulah yang
dimaksud konsensus, berarti
dalam suatu masyarakat
majemuk sulit sekali dalam
penganbilan keputusan.
4. Relatif potensi ada konflik,
dalam suatu masyarakat
majemuk pastinya terdiri
dari berbagai macam suku
adat dankebiasaan masing-
masing. Dalam teorinya
semakin banyak perbedaan
dalam suatu masyarakat,
kemungkinan akan
terjadinya konflik itu
sangatlah tinggi dan proses
peng-integrasianya juga
susah
5. Integrasi dapat tumbuh
dengan paksaan, seperti
yang sudah saya jelaskan di
atas, bahwa dalam
masyarakat multikultural itu
susah sekali terjadi
pengintegrasian, maka jalan
alternatifnya adalah dengan
cara paksaan, walaupun
dengan cara seperti ini
integrasi itu tidak bertahan
lama.
6. Adanya dominasi politik
terhadap kelompok lain,
karena dalam masyarakat
multikultural terdapat
segmen-segmen yang
berakibat pada ingroup fiiling
tinggi maka bila suaru ras
atau suku memiliki suatu
kekuasaan atas masyarakat
itu maka dia akan
mengedapankan
kepentingan suku atau
rasnya. IV. SEBAB TERJADINYA
MULTIKULTURALISME
1. Factor geografis,faktor ini
sangat mempengarudi apa
dan bagaimana kebiasaan
sua tu masyarakat. Maka
dalam suatu daera yang
memiliki kondisi geografis
yang berbeda maka akan
terdapat perbedaan dalam
masyarakat( multikultural).
2. Pengaruh budaya asing,
mengapa budaya asing
menjadi penyebab terjadinya
multikultural, karena
masyarakat yang sudah
mengetahui budaya-budaya
asing kemungkinan akan
terpengaruh mind set
mereka dan menjadkan
perbedaan antara
3. Kondisi iklim yang berbeda,
maksudnya hampir sama
denga perbedaan letak
geografis suatu daerah. Lembaga sosial
Lembaga sosial atau dikenal
juga sebagai lembaga
kemasyarakatan salah satu
jenis lembaga yang
mengatur rangkaian tata
cara dan prosedur dalam
melakukan hubungan antar
manusia saat mereka
menjalani kehidupan
bermasyarakat dengan
tujuan mendapatkan
keteraturan hidup Ada beberapa definisi
lembaga sosial menurut para
sosiolog, yaitu :
1. Paul Horton dan Chester
L.Hunt
Lembaga sosial adalah
sistem norma– norma
sosial dan hubungan
hubungan yang menyatukan
nilai– nilai dan prosedur –
prosedur tertentu dalam
rangka memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat.
2. Peter L. Berger
Lembaga sosial adalah suatu
prosedur yang menyebabkan
perbuatan manusia ditekan
oleh pola tertentu dan
dipaksa bergerak melalui
jalan yang dianggap sesuai
dengan keinginan
masyarakat.
3. Mayor Polak
Lembaga sosial adalah suatu
kompleks atau sistem
peraturan dan adat istiadat
yang mempertahankan nilai
–nilai penting.
4. W. Hamilton
Lembaga sosial adalah tata
cara kehidupan kelompok,
yang apabila dilanggar akan
dijatuhi berbagai derajat
sanksi.
5. Robert Maclver dan C.H.
Page
Lembaga sosial adalah
prosedur atau tata cara yang
telah diciptakan untuk
mengatur hubungan
antarmanusia yang
tergabung dalam suatu
kelompok masyarakat.
6. Leopold Von Wiese dan
Becker
Lembaga sosial adalah
jaringan proses
antarmanusia dan
antarkelompok yang
berfungsi memelihara
hubungan itu serta pola –
polanya sesuai dengan minat
dan kepentingan individu dan
kelompoknya.
7. Koentjaraningrat
Lembaga sosial adalah suatu
sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berpusat
kepada aktivitas untuk
memenuhi kompleksitas
kebutuhan khusus dalam
kehidupan manusia
8. Soerjono Soekanto
Lembaga sosial adalah
himpunan norma dari segala
tingkatan yang berkisar pada
suatu kebutuhan pokok
dalam kehidupan
masyarakat Penelitian Sosial, adalah
penelitian yang dilakukan
untuk menginterpretasikan
gejala-gejala yang terdapat
dalam masyarakat. Metode
dan pendekatan dalam
penelitian sosial tidak jauh
berbeda dengan penelitian
ilmu alam. Penelitian sosial
lebih ruwet dan kompleks
dibanding dengan ilmu alam.
Penelitian sosial antara lain
penelitian tentang kenakalan
remaja, kemiskinan,
prostitusi, pemukiman
kumuh dan sebagainya. Berdasarkan jenis data yag
dikumpulkan, penelitian
dapat dibedakan menjadi
penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
1) Penelitian kuantitatif,
adalah penelitian dengan
menggunakan data dengan
menggunakan perhitungan
matematis. Biasanya
pengolahan data
menggunakan analisis
statistik.
2) Penelitian kualitatif,
adalah penelitian yang
berusaha menganalisis
masalah-masalah penelitian
dengan menggunakan
kalimat-kalimat yang
menggambarkan masalah
yang diteliti. Biasanya dalam
penelitian kualitatif
berdasarkan tanggapan,
pendapat, perasaan dan
sebagainya. Umumnya penalaan
mempunyai 3 macam alur,
yaitu pemikiran deduktif,
induktif dan gabungan
keduanya. Pemikiran
deduktif diawali dengan
suatu konsep yang umum.
Kemudian konsep tersebut
dijabarkan dalam konsep-
konsep yang lebih khusus
yang lebih rinci. Pemikiran
induktif diawali dengan
suatu kenyataan-kenyataan
yang akhirnya dapat ditarik
dalam suatu konsep yang
lebih umum. Dalam penelitian
umumnya kedua alur
pemikiran di atas sering
digunakan secara bersama-
sama dalam mengkaji suatu
permasalahan.